Setan membisikkan tipu dayanya kepada orang kaya dengan angan-angan tiada berujung. Setelah itu menjadikan harta sebagai segalanya, sehingga timbul rasa kikir karena takut hartanya habis. Lalu muncul anggapan bahwa harta itu adalah hasil usaha dan ilmu yang ada pada dirinya. Sebagaimana yang terjadi pada Karun saat dipuncak kejayaannya. Allah subhanahu wataala berfirman :
‘’Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta
itu, karena ilmu yang ada padaku". Dan apakah ia tidak mengetahui,
bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih
kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu
ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka.’’ (QS.
Al-Qashas : 78)
Disisi lain, setan menakut-nakuti orang beriman untuk tidak
mencari dan mengumpulkan harta. Akibatnya orang yang baru bertobat langsung
melepas seluruh harta yang dimilikinya, meninggalkan pekerjaan dan semua sumber
penghasilannya. Baginya zuhud dan meninggalkan dunia merupakan cara untuk
membersihkan dosa dan menaikkan derajatnya.
Akhirnya seluruh hartanya habis dan tidak memiliki usaha untuk
memenuhi kebutuhannya. Ia ingin berteman dengan kawan lamanya dan berharap akan
menerimanya. Namun ia mendapati tidak seperti yang diharapkan.
Ia tak mampu lagi berzuhud kecuali hanya dalam hitungan
hari, akhirnya ia kembali pada kebiasaanya yang dulu. Ia terjerumus dalam
jurang kesesatan yang lebih dalam. Menjual agamanya untuk mendapatkan uang.
Agamanya laksana sapu tangan yang hanya digunakan untuk mengambil keuntungan
dunia.
Oleh karena itu, wajib bagi seorang mu’min untuk menjaga apa
yang dimilikinya. Untuk menebus kesalahan dengan bertaubat tidak harus
menghilangkan seluruh harta. Perbanyaklah istigfar dan beramal soleh, niscaya
kebaikan akan menghapus dosa-dosa.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam pernah memberi wasiat
kepada Abu Dzar dengan sabdanya, ‘’Bertakwalah di manapun engkau berada, dan
ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya ia akan menghapusnya,
dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR. Tirmizi)
Allahu a’lam
Tidak ada komentar:
Write comments