
Sejarah Singkat R.A. Kartini
1. Raden Ajeng Kartini adalah tokoh nasional yang dikenal sebagai pelopor perjuangan kesetaraan Pendidikan dan hak perempuan di Indonesia.
2. Kartini lahir pada 21 april 1879 di jepara dari keluarga bangsawan.
3. Ayahnya Bernama raden mas adipati ario sosroningrat menjabat sebagai bupati jepara.
4. Sedangkan ibunya Bernama M.A Ngasirah berasal dari kalangan biasa bukan ningrat.
5. Ibunya bukan istri utama karena aturan colonial Belanda yang mengharuskan bupati menikahi bangsawan.
6. Ayah kartini kemudian menikahi raden ajeng woerjan dari keturunan madura untuk mempertahankan jabatannya.
7. Kartini bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS) hingga usia 12 tahun. Namun tradisi pingit memaksanya berhenti sekolah dan tinggal di rumah hingga menikah.
8. Selama kartini dipingit (usia 12-24 tahun) banyak membaca buku, koran, dan majalah eropa seperti De hollandsche Lelie. Sehingga tertarik pada Gerakan feminisme dan pemikiran progresif eropa.
9. Kartini berkirim surat kepada tokoh-tokoh seperti rosa abendanon dan Estelle zeehandelaar untuk menyuarakan kritik terhadap adat patriarki, poligami dan keterbatasan akses Pendidikan bagi perempuan jawa.
10. Dalam suratnya, kartini menentang praktik pingit, pernikahan paksa dan ketidaksetaraan gender, seraya mendorong perempuan untuk berpendidikan agar mandiri.
11. Kartini menikah pada tahun 1903 dengan K.R.M Adipati ario singgih djojoadiningrat, seorang bupati yang telah memiliki tiga istri.
12. Meski kartini menjadi istri keempat Namun suaminya mendukung visinya untuk mendirikan sekolah perempuan.
13. Kartini mendirikan sekolah di rembang yang mengajarkan membaca, menulis, kerajinan tangan dan keterampilan praktis kepada anak perempuan.
14. Sekolah ini menjadi cikal bakal ‘’Sekolah Kartini’’ yang kemudian didirikan di semarang, Yogyakarta, dan kota lain oleh Yayasan Van Deventer pada tahun 1912.
15. Kartini meninggal pada 17 september 1904 di usia 25 tahun, empat hari setelah melahirkan putra tunggalnya yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat. Penyebab kematiannya diduga komplikasi persalinan.
16. Surat-surat kartini dikumpulkan oleh J.H Abendanon dan diterbitkan dalam buku Door Duisternis tot Licht pada tahun 1911
17. Pada tahun 1922 armijn pane menterjemahkan Door Duisternis tot Licht ke Bahasa Indonesia sebagai ‘’Habis Gelap Terbitlah Terang’’
18. Presiden Soekarno menetapkan 21 april sebagai hari kartini melalui Keputusan presiden no. 108 tahun 1964, sekaligus mengangkatnya sebagai pahlawan nasional.
19. Beberapa kota di Belanda seperti Amsterdam dan Utrecht memiliki jalan Bernama ‘’kartinistraat’’ sebagai penghormatan atas perjuangannya.
20. Diantara petuah kartini adalah ‘’banyak yang bisa menjatuhkanmu tetapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.’’