Ulama Rabbani menyadari bahwasannya dunia hanyalah sementara, sehingga mereka lebih mengutamakan akhirat. Perbuatan mereka tidak bertentangan dengan perkataannya. Mereka menahan diri dari para penguasa dan menjaga jarak dalam bergaul dengan para penguasa.
Hudzaifah radiyallahuanhu berkata, ‘’Jauhilah titik-titik
fitnah.’’ Beliau ditanya, ‘’Apa itu?’’ Beliau menjawab, ‘’Pintu-pintu para
penguasa. Salah seorang diantara kalian datang kepada penguasa lalu dia
membenarkannya dalam kebohongan dan mengatakan apa yang tidak ada padanya.’’
Said bin Musayib berkata, ‘’Bila kamu melihat seorang alim keluar
masuk kepada para penguasa, maka waspadalah dia, karena dia adalah maling.’’
Ulama Rabbani tidak terburu-buru dalam berfatwa. Dia tidak
berfatwa kecuali sudah dipastikan kebenarannya. Mereka saling menolak
memberikan fatwa sehingga pertanyaan itu kembali lagi kepada orang pertama.
Abdurrahman bin Abu Laila berkata, ‘’Di masjid ini aku
berjumpa dengan 120 orang sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, tidak
seorang pun dari mereka ditanya tentang hadis atau fatwa kecuali berharap
saudaranya yang menjawabnya.’’
Ulama Rabbani mayoritas kajian mereka terfokus kepada aqidah
dan ibadah. Mereka berusaha mengajak manusia untuk menjalankan sunnah
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Memahami islam seperti yang difahami
oleh para sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan menjauhi
perkara-perkara baru dalam agama.
Allahu A’lam
Tidak ada komentar:
Write komentar