Hendaknya setiap muslim untuk banyak bersedekah di bulan Ramadhan. Janganlah sampai meremehkan sedekah meskipun nilainya sedikit, karena Allah menyelamatkan manusia dari neraka dengan sebab sedekah separuh kurma.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Berlindunglah
kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma. Barangsiapa tidak
memilikinya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik” (HR. Al Bukhari no. 1413)
Allah menerima sedekah dari hamba-Nya yang mukmin lantas
merawatnya sebagaimana seseorang merawat anak kuda dan Allah akan lipatgandakan
sedekahnya menjadi seperti gunung yang besar. Maka janganlah seseorang
meremehkan sedekah meskipun sedikit.
Memberikan sedekah kepada orang yang mempunyai hubungan darah,
ditambah dia termasuk orang yang membutuhkan, itu lebih baik daripada sedekah
kepada orang lain. Sedekah kepada kerabat membuahkan dua pahala, yaitu pahala
sedekah dan pahala menyambung silaturahmi.
Termasuk dari kebaikan mengeluarkan harta adalah berinfak untuk dirinya
sendiri, istrinya, anaknya dan keluarganya yang wajib dia nafkahi. Itu semua
mengandung pahala yang besar. Infak ini jika didapatkan dari penghasilan yang halal
dan niat yang benar maka pahalanya besar dan kebaikannya banyak.
Jangan sampai seseorang kalah dengan cintanya terhadap harta.
Janganlah dia pelit lagi rakus dengan harta. Jika ia mengumpulkan harta dan
tidak mau bersedekah lalu disimpan terus menerus, maka ingatlah dia akan pergi
dan mati, sedangkan harta yang ia kumpulkan akan ia tinggalkan. Akhirnya, yang
mendapat manfaat adalah orang lain atau ahli warisnya. Sedangkan yang letih
mengumpulkan harta dan yang terkena hisab adalah dia.
Tidaklah bermanfaat dari harta kecuali yang ia sedekahkan. Harta
yang ia sedekahkan baik sebelum dan setelah mati akan bermanfaat untuknya dan
menjadi amal jariah yang pahalanya mengalir untuk dirinya setelah meninggal
dunia.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika anak adam meninggal
dunia maka terputuslah semua amal perbuatannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (Muslim no.
1631)
Hendaknya seorang muslim menyadari bahwa Allah hanya menerima
sedekah dari harta yang baik, maka bersedekahlah dengan yang baik bukan sesuatu
yang sudah usang. Umpamanya seseorang tidak mau menyedekahkan pakaiannya
kecuali jika sudah robek dan tidak layak dipakai atau layak dipakai tapi hanya
sebentar, setelah itu tidak layak lagi. Atau ia tidak mau bersedekah kecuali
dengan makanan yang dirinya pun enggan memakannya. Ini namanya bukan sedekah,
namun membuang sampah.
Allah subhanahu wataala berfirman, ‘’Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu
memilih yang buruk-buruk lalu kamu bersedekah darinya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan
ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Al-Baqarah: 267)
Allah subhanahu wataala berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sampai
kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang
kamu cintai. Apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya” (QS. Ali Imran 92)
Allahu A’lam
Tidak ada komentar:
Write komentar