Selasa, 18 Juli 2023

Miqat Zamani

Allah subhanahu wataala berfirman,

 

ٱلْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَٰتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِى ٱلْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ ٱللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

 

‘’ (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.’’ (Surat Al-Baqarah Ayat 197)

 

''Beberapa bulan yang dimaklumi'' dalam ayat diatas adalah miqat zamani. Bulan-bulan miqat zamani adalah bulan Syawal, dzulqadah dan 10 hari pertama bulan dzulhijjah. Jumlah harinya selama 70 hari. Orang yang berihram di bulan-bulan ini maka dia telah berihram di bulan haji.

 

Ayat diatas menyebutkan ‘’bulan yang dimaklumi’’ atau bulan-bulan haji yang telah diketahui oleh manusia. Hal ini dikarenakan syariat haji telah ada sejak zaman nabi Ibrahim alaihissalam dan dilanjutkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam kepada umatnya.

 

Sedangkan untuk ihram umrah boleh dilakukan sepanjang tahun dan tidak ada bulan-bulan tertentu seperti ihram haji.

 

Allahu A’lam




 

Tidak ada komentar:
Write komentar