Manfaat mempunyai anak soleh
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ
انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ
بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya
kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya,
atau doa anak yang shalih.” (HR. Muslim no. 1631).
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ
أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Sesunguhnya Allah ta’ala akan mengangkat derajat seorang
hamba yang shalih di surge. Kemudian dia akan berkata, “Wahai Rabb-ku,
bagaimana hal ini bisa terjadi padaku? Maka Allah menjawab, “Hal itu
dikarenakan do’a yang dipanjatkan anakmu agar kesalahanmu diampuni.” (HR.
Ahmad: 10618. Hasan).
Anak adalah hasil jerih payah orang tua
إِنَّ مِنْ أَطْيَبِ مَا
أَكَلَ الرَّجُلُ مِنْ كَسْبِهِ وَوَلَدُهُ مِنْ كَسْبِهِ
“Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah
hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.”
(HR. Abu Daud no. 3528, An-Nasa’i dalam Al-Kubra 4: 4, 6043, Tirmidzi no. 1358,
dan Ibnu Majah no. 2290. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini
shahih)
Setiap orang tua akan dimintai pertanggungjawaban atas
anaknya.
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ
مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَاْلأَمِيْرُ رَاعٍ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ
بَيْتِهِ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ
رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
“Kamu sekalian adalah pemimpin, dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Seorang Amir (raja) adalah pemimpin, seorang suami pun pemimpin atas keluarganya, dan isteri juga pemimpin bagi rumah suaminya dan anak-anaknya. Kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.”[HR. Bukhari Muslim]
إِنَّ اللهَ سَائِلٌ كُلَّ
رَاعٍ عَمَّا اسْتَرْعَاهُ أَحَفِظَ ذَلِكَ أَمْ ضَيَّعَ؟ حَتَّى يَسْأَلَ الرَّجُلَ
عَنْ أَهْلِ بَيْتِهِ
“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin
tentang apa yang dipimpinnya. Apakah ia pelihara ataukah ia sia-siakan, hingga
seseorang ditanya tentang keluarganya”[shahih An Nasa’i]
CARA MEMPUNYAI ANAK SOLEH
Kesalehan Orang Tua berpengaruh kepada anak
Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya,
لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي
مِنْ أَجْلِكَ
“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini
karenamu (agar kamu menjadi shalih, pen.).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:
467)
وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ
لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ
أَبُوهُمَا صَالِحًا
“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih.” (QS. Al-Kahfi: 82).
‘Umar bin
‘Abdil ‘Aziz pernah mengatakan,
مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ
إِلاَّ حَفِظَهُ اللهُ فِي عَقِبِهِ وَعَقِبِ عَقِبِهِ
“Setiap mukmin yang meninggal dunia (di mana ia terus
memperhatikan kewajiban pada Allah, pen.), maka Allah akan senantiasa menjaga
anak dan keturunannya setelah itu.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)
Ajarkan adab islam sejak kecil
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim: 6).
Disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir (7: 321), ‘Ali
mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah,
أَدِّبُوْهُمْ وَعَلِّمُوْهُمْ
“Ajarilah adab dan agama pada mereka.”
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendidik ‘Umar
bin Abi Salamah adab makan yang benar. Beliau berkata pada ‘Umar,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ
، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (bacalah bismillah)
ketika makan. Makanlah dengan tangan kananmu. Makanlah yang ada di dekatmu.”
(HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
Al-Hasan Al-Bashri berkata,
لَيْسَ شَيْءٌ أَقَرُّ لِعَيْنِ
المؤْمِنِ مِنْ أَنْ يَرَى زَوْجَتَهُ وَأَوْلاَدَهُ مُطِيْعِيْنَ للهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata seorang
mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa jalla.”
(Disebutkan dalam Zaad Al-Masiir pada penafsiran Surat Al-Furqan ayat 74)
Menasehati anak dengan baik agar tidak berbuat syirik
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ
وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika
ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memperskutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang
besar.” [Luqman/31: 13]
Ajarkan membaca al quran dari sejak kecil
Menjadi manusia yang terbaik:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ
اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur`an dan
mengajarkannya. [HR. Al-Bukhari].
al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat
اِقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ
يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari
kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membacanya, mempelajari
dan mengamalkannya).” HR. Muslim.
Pahala membaca al quran berlipat ganda
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ
كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا, لاَأَقُوْلُ
ألم حَرْفٌ وَلكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ.
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an maka
untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipat gandakan dengan sepuluh
kali lipat. Saya tidak mengatakan ‘alif laam miim’ satu huruf, akan tetapi alif
adalah satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” HR. At-Tirmidzi.
Dikumpulkan bersama para malaikat
المَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ
السَّفَرِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ
وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang membaca al-Qur’an dan ia mahir dalam membacanya
maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan
orang yang membaca al-Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam
membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” [Muttafaqun ‘alaih]
Perhatikan shalat anak
مُـرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ
وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ،
وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Suruhlah anak kalian shalat ketika berumur 7 tahun, dan
kalau sudah berusia 10 tahun meninggal-kan shalat, maka pukullah ia. Dan
pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak wanita).”[hasan Abu
Dawud]
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ
وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ
لِلتَّقْوَىٰ
“Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar
dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kami-lah yang memberi
rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang
bertaqwa.” [Thaahaa/20 : 132]
Anak yang tidak shalat akan tersesat
فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ
خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang
mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan
tersesat.” [Maryam/19: 59]
Perhatian orang tua kepada teman anaknya
اَلرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ
خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia
melihat dengan siapa dia berteman.” [sahih Abu Dawud]
Orang tua Mendoakan anak
Karena keshalihan didapati dengan taufik dan petunjuk Allah.
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ
الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah
yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah
orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’rof : 178)
Doa orang tua mustajab
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ
لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu
doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.”
(HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862 dan Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh
Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
[Ya Rabbku,
anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”.
(QS. Ash Shaffaat: 100).
Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ
ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
[Ya Rabbku, berilah
aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).
Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman),
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
[Ya Rabb kami,
anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa]. (QS. Al-Furqan: 74)
Tidak ada komentar:
Write komentar