Minggu, 31 Maret 2024

Keutamaan Ilmu

Tidak diragukan bahwa ilmu dan ahli ilmu memiliki kedudukan disisi Allah subhanahu wa ta ‘ala. Kita melihat para Ulama dihormati dan dimuliakan dikarenakan ilmu yang ada mereka. Hal ini adalah ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana di dalam firmannya, “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadilah:11). Cukuplah bukti keutamaan ilmu ketika orang-orang bodoh mengaku dirinya berilmu dan benci untuk dikatakan bodoh. 

 

Di dalam syariat dibedakan hukum tangkapan buruan Anjing yang terlatih dan diajari dengan Anjing biasa. Adapun Anjing yang diajari dan terlatih dalam berburu maka tangkapannya halal untuk dimakan apabila kita melepasnya dengan mengucapkan Basmallah, berbeda dengan Anjing biasa,  hasil tangkapanya tidak halal untuk dimakan (haram). Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Mereka menanyakan kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?". Katakanlah: "Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang Telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya) dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. AL Maidah:4).

 

Dengan ilmu setiap permasalahan bisa diketahui jalan keluarnya, oleh karena itu kita diperintahkan untuk bertanya dalam berbagai urusan dan permasalahan kepada orang berilmu. Dalam urusan agama kita bertanya kepada para Ulama, urusan dunia kepada orang yang ahli dalam bidang dunia tersebut. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS An Nahl: 43).

 

Terlebih dalam permasalahan agama, kita harus lebih semangat untuk mempelajari dan bertanya tentangnya. Karena ilmu agama kunci kebahagiaan hamba di dunia dan di akhirat. Salah satu bentuk kebahagiaan yang akan di dapat para penuntut ilmu dan ahli ilmu di dunia, para makhluk Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa mendoakan kebaikan bagi mereka, terlebih kebahagiaan di akhirat Allah mudahkan jalannya menuju surga, dimudahkan untuk menempuh jalan-jalan kebaikan sesuai dengan ilmu yang mereka miliki. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam abu Dawud dan Imam at Tirmidzi, dari sahabat Abu Darda radhiyallahu’anhu berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya terhadap para pencari ilmu. Sesungguhnya orang yang berilmu dimintai ampun oleh setiap penduduk langit  dan bumi, sampai pun ikan yang ada yang berada di lautan. Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan purnama dibandingkan seluruh bintang-bintang yang ada. Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidaklah mewariskan dinar atau dirham, hanyalah mereka mewariskan ilmu. Siapa saja yang mangambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak”.

 

Tidak ada warisan yang paling berharga daripada ilmu. Manfaat ilmu tidaklah terbatas untuk orang yang kita tinggalkan, akan tetapi untuk generasi berikut dan berikutnya selama ilmu tersebut diambil manfaatnya oleh manusia. Pahala senantiasa mengalir bagi orang yang telah mengajarkan ilmu walaupun jasadnya sudah terkubur di dalam tanah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila meninggal anak Adam maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali 3 perkara; 1) Sedekah jariyah, 2) Ilmu yang diambil manfaatnya, 3) Anak shalih yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Muslim)

 

Dengan ilmulah kita dapat membedakan kebaikan dengan kejelekan, kebenaran dengan kebatilan, halal dan haram, juga membimbing, mengarahkan kita untuk mendapatkan kecintaan, keridhoan Allah subhanahu wa ta’ala menjadi penjaga kita dari berbagai macam kebinasaan, kesesatan, penyimpangan di dalam agama. Oleh sebab itu diwajibkan bagi setiap kaum muslimin untuk belajar, terkhusus belajar perkara-perkara yang Allah subhanahu wa ta’ala wajibkan bagi setiap hamba, baik tata cara shalat, puasa, zakat sesuai dengan apa yang telah disyariatkan Allah dan diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

 

Seorang muslim tidaklah dapat mewujudkan ibadah dengan benar tanpa didasari dengan ilmu. Kebutuhan kita terhadap ilmu itu lebih besar dibandingkan kebutuhan kita terhadap makanan atau minuman. Makan dan minum kita butuhkan 2 atau 3 kali saja dalam sehari, akan tetapi kebutuhan kita terhadap ilmu setiap hirupan nafas kita. Inilah yang dikatakan oleh Imam Ahmad rahimahullah, menjelaskan betapa butuhnya kita semua terhadap ilmu yang bermanfaat. Menimba ilmu merupakan ibadah yang besar, bahkan al Imam asy Syafi’i pernah berkata, “Amalan yang paling utama setelah amalan-amalan yang wajib ialah menuntut ilmu.”

 

Akan tetapi keutamaan semua ini bisa di dapatkan apabila seorang ikhlas di dalam menggali ilmu karena Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa menambahkan bagi kita ilmu yang bermanfaat dan memberi kekuatan untuk kita menempuh dan menggalinya, Allahumma Amiin.

 


 

 

Tidak ada komentar:
Write komentar